cover
Contact Name
Alvi Nur Yudistira
Contact Email
maz.wie@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi@jppik.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
ISSN : 19786514     EISSN : 26848651     DOI : -
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan kelautan menerima artikel yang memuat hasil penelitian dalam bidang perikanan dalam arti luas. Topik yang dapat dipublikasikan melalui jurnal ini antara lain : penyuluhan perikanan; pemberdayaan masyarakat perikanan; konservasi dan sumberdaya perikanan; sosial dan ekonomi perikanan; budidaya perikanan; pengolahan ikan; pemanfaatan sumberdaya perikanan; penangkapan ikan.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2010)" : 6 Documents clear
Fluktuasi Asimetri Pada Ikan Lele Dumbo yang Berasal dari Tiga Lokasi Budidaya di Kabupaten Bogor Mad Soleh; Hendria Suhrawardhan; Noor Pitto Sari Nio Lita
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat asimetri dan abnormalitas ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ) pada tiga lokasi budidaya di Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Leuwiliang, Parung dan Cijeruk melalui pengamatan karakter meristik bilateral. Bahan uji yang dijadikan sampel adalah ikan lele dumbo yang diambil secara acak dari tiga lokasi budidaya pembesaran sebanyak 240 ekor dengan ukuran berat 100 – 140 g/ekor. Karakter meristik bilateral yang diamati pada ikan uji adalah jumlah jari-jari lemah pada sirip dada, jumlah jari-jari lemah pada sirip perut serta jumlah tapis insang pada lengkung insang bagian luar. Pada individu ikan sampel bagian organ tubuh berpasangan pada sisi kiri dan kanannya tidak tumbuh sama sekali dipisahkan dari perhitungan asimetri dan dikelompokan pada individu yang abnormal. Selajutnya perhitungan jumlah jari-jari lemah sirip dada, sirip perut dan jumlah tapis insang adalah digunakan untuk menghitung nilai fluktuasi asimetrinya baik besaran ( magnitude ) maupun bilangan ( number ). Berdasarkan hasil perhitungan nilai fluktuasi asimetri diperoleh : 1). Lele dumbo yang berasal dari ketiga lokasi budidaya menunjukan bahwa masih rendahnya stabilitas perkembangan sebagai akibat telah terjadinya tekanan silang dalam yang dicirikan dengan masih tingginya nilai fluktuasi asimetri dan bahkan masih ditemukan adanya individu yang tidak tumbuh sirip dada dan sirip perut pada kedua sisinya (abnormal). Secara keseluruhan fluktuasi asimetri gabungan dari ketiga karakter meristik bilateral lele dumbo yang berasal dari ketiga lokasi budidaya tersebutdengan nilai fluktuasi asimetri besaran berkisar antara 0,45 sampai dengan 0,66, sedangkan nilai fluktuasi asimetri bilangan berkisar antara 1,72 sampai dengan 2,27, selanjutnya tingkat abnormalitas yang paling tinggi terdapat pada lele yang berasal dari Kecamatan Cijeruk yaitu 37,50 % individu yang tidak tumbuh sirip perut pada kedua sisinya. 2). Lele dumbo yang berasal dari Kecamatan Parung dan Leuwiliang mempunyai stabilitas perkembangan dan cendrung lebih baik dibanding dengan lele dumbo yang berasal dari Kecamatan Cijeruk. Hal tersebut dicirikan dengan nilai fluktuasi asimetri yang rendah dan bahkan tidak ada sama sekali individu yang abnormal.
Pengaruh Luasan Lahan Usaha Pendederan Ikan Bawal (Colossoma macropumum) Terhadap Pendapatan yang Disetarakan dengan Upah Minimum Regional (Umr) di Bogor Paidi Paidi; Azam Bachur Zaidy
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.16

Abstract

Permintaan ikan bawal konsumsi menunjukan kecenderungan meningkat. Hal ini membawa dampak yang baik pembudidaya pembesaran. Disisi lain sekuen pembesaran harus didukung dengan jumlah benih yang cukup dan berkualitas.Dilihat dari segi bisnis, suatu usaha akan berkembang baik apabila dapat mengasilkan keuntungan yang tinggi sehingga pendapatan pembudidaya meningkat. Daerah Bogor merupakan daerah yang cukup dinamis terhadap perkembangan budidaya perikanan air tawar.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kisaran luas lahan pendederan ikan bawal yang ideal bagi pembudidaya dan memperoleh gambaran kelayakan usaha terhadap modal yang dimanfaatkan. Prosedur penelitian di mulai dari pengadaan saprodi. Tiap bacth/ ulangan pada kelompok penelitian penelitian dilakukan kegiatan meliputi ; pengolahan persiapan lahan, penebaran larva, pemeliharaan dan pemanenan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan tiga perlakuan, pada luasan yang berbeda( 500m², 100 m2 dan 1500 m².) Data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan adalah biaya tetap, biaya variabel, pendapatan total, dan informasi upah minimum regional Bogor. Metode analisis yang di lakukan adalah, laba/rugi, R/C ratio, BEP produk,BEP harga, dan pay back period.
Analisis Potensi Sumberdaya Ikan Pelagis di Pantai Ciparage Jaya Kabupaten Karawang Pigoselpi Anas; Iis Jubaedah; Sopiyan Danapraja
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.17

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penangkapan maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield) dan tingkat penangkapan yang maksimum secara ekonomis (Maximum Economic Yield) sumberdaya ikan pelagis di Pantai Ciparage Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan wawancara. Satuan penelitian adalah unit penangkapan mini purse seine. Hasil penelitian menunjukkan tingkat penangkapan maximum lestari (MSY) ikan pelagis kecil di perairan Ciparage Jaya adalah 2.996.716,6 kg/th, dan tingkat penangkapan yang maximum secara ekonomis (MEY) adalah 2.876.299 kg/th. Tingkat penangkapan nelayan rata-rata 2.686.400 kg/th, berdasarkan potensi lestarinya (MSY) dan segi ekonomi (MEY) mendekati nilai optimum, sehingga tidak memungkinkan peningkatan upaya penangkapan dilakukan. Usaha (strategi) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga nelayan adalah perbaikan dan peningkatan kualitas alat tangkap, sistem pasar yang dapat menjaga kestabilan harga, pengolahan ikan yang memberikan nilai tambah pada produksi perikanan, dan alternatif usaha budidaya.
Kajian Budidaya Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti) dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Ikan (Studi di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat) Iis Jubaedah; Aan Hermawan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.11

Abstract

Kajian tentang budidaya ikan nilem telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui present status dan teknologi pembenihan ikan nilem (Osteochilus hasselti) di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara pada aspek budidaya ikan nilem di BPBI Singaparna dan pembudidaya ikan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi lapangan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan budidaya ikan nilem. Luas areal budidaya ikan nilem 111,61 Ha atau 37,22 % ; Persentase nilai produksi ikan nilem pada tahun 2008 sebesar 42,13 % dari total produksi pembenihan ikan air tawar atau sejumlah 679.119.578 ekor; dan sebesar 37,62% dari total produksi pembesaran ikan air tawar atau sejumlah 6.910 ton. Teknologi budidaya khususnya pembenihan ikan nilem sudah berkembang baik dan diaplikasikan oleh pembudidaya. Pembenihan dilakukan secara semi intensif, pada kolam semi permanen dengan menerapkan seleksi induk sedangkan dalam kegiatan pendederan dilakukan secara polikultur pada kolam tanah. Kegiatan konservasi yang dilakukan adalah konservasi ex-situ, yang mencakup pemeliharaan populasi dalam bentuk wadah berupa kolam dan bak, dan konservasi in-situ dengan melakukan restocking di perairan umum. Intensifnya kegiatan budidaya ikan nilem, baik yang dilakukan oleh Balai Benih maupun pembudidaya turut mendukung kemantapan populasi ikan nilem.
Karakteristik Mutu Dan Pemasaran Ikan Pindang Tongkol di Kota Bogor Sobariah, Sobariah; Suhrawardhan, Hendria; Yudistira, Alvi Nur
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.13

Abstract

Pemikiran dasar yang digunakan dalam kajian ini adalah apakah ikan pindang yang selama ini dikonsumsi di wilayah Bogor, masih tergolong ikan pindang yang memiliki mutu baik sesuai karakteristik mutu ikan pindang dan sejauhmana tingkat pemasaran untuk ikan pindang yang ada di dua pasar, yaitu pasar Anyar dan pasar Bogor.ini dapat tergolong ikan pindang yang di pasarkan secara dominan. Pengujian mutu ikan pindang dilakukan dengan uji organoleptik, uji kadar air, uji kadar lemak serta identifikasi pemasaran ikan pindang pada pemasok ikan pindang di wilayah Bogor. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada uji mutu ikan pindang ( uji organoleptik dan uji kadar air) dengan parameter : penampakan diperoleh nilai rata-rata nlai 6,4% fostur tubuh ikan, utuh, besih agak kurang rapih dan agak menarik. Parameter aroma memperoleh nilai rata-rata 7.5% harum, hampir netral, Rasa sangat enak dan gurih dengan rata-rata nilai 7.6 %, Konsistensi dengan nilai 7.8 % untuk daging ikan diperoleh, padat, kompak, lentur, agak lembab. Untuk lendir yang dikeluarkan tubuh ikan agak tipis, tidak jelas, dan tidak berbau dengan nilai 8.3 % sedangkan kapang diperoleh nilai rata-rata 9.0 % untuk ikan pindang yang diuji ternyata kapang tidak ada. Dari hasil identifikasi pemasaran ternyata dipasar Anyar dan Pasar Bogor jumlah ikan pindang tongkol yang diserap konsumen sebanyak 5000 kg(5 ton) perhari dengan jumlah penjual sebanyak 14 orang. Jadi dilihat dari hasil pemasaran ikan pindang tongkol pada pasar yang ada diwilayah Bogor dan sekitar, ikan pindang tongkol sangat dominan atau menduduki pasaran tertinggi dibandingkan ikan pindang lain.
Kajian Ekonomi Penggunaan Additive Pada Pakan Ikan dalam Usaha Pembesaran Ikan Mas Asep Ahmad Subagio
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.14

Abstract

Pelaksaaan kajian ekonomi penggunaan makanan addittive dalam usaha pembesaran ikan mas dilakukan di Waduk Cirata, Cianjur dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Kajian ini bertujuan untuk menhitung kelayakan usaha pembesaran ikan mas setelah mengalami perubahan teknologi dengan menambah additive pada makanan pelet yang diberikan pada ikan yang dipelihara dalam kantong jaring apung. Pengakajian ini dilakukan menggunakan rancangan kajian sederhana. Perlakuan yang dilaksanakan pada pengakjian ini adalah menambah makanan additive pada pakan/pelet. Dosis additive yang ditambahkan yaitu 5 cc/kg pelet. Selama pengkajian dilakukan sampling sebanyak 5 kali dengan penggunaan sample sebanyak 5 kg, dimana setiap kilogramnya dihitung jumlah biomasanya dan ditimbang berta per ekornya. Sampling dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan yang selanjutnya dihubungkan dengan tingkat efesiensi pakan yang terserap oleh ikan. Analisa ekonomi yang dilakukan meliputiR/C ratio dan B/C ratio yaitu untuk mengetahui kelayakan usaha pembesaran ikan mas dalam KJA dengan perubahan teknologi berupa penambahan additive pada makanan. Selama pengkajian diukur laju pertumbuhan ikan dengan hasil menunjukan bahwa ikan-ikan yang mendapat perlakuan penambahan additive mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dengan perbedaan angka laju pertumbuhan mencapai rata-rata sebesar 53 gram. Selanjutnya dari sisi analisa R/C ratio dan B/C ratio menunjukan angka yang lebih baik yaitu 1,3 dan 5,3 yang berarti bahwa perubahan teknologi penggunaan additive layak dijadikan sebagai metoda budidaya pembesaran ikan mas yang layak untuk usaha.

Page 1 of 1 | Total Record : 6